1. Jelaskan Evolusi perkembangan Sistem informasi
Jawaban :
Penggabungan antara teknologi informasi dan
teknologi telekomunikasi telah menghasilkan suatu revolusi di bidang sistem
informasi.
Secara garis besar ada empat era perkembangan sistem informasi, yang dimulai dari pertama kali ditemukannya komputer hingga saat ini.
Era Komputerisasi
Periode ini dimulai sekitar tahun 1960 – an ketika mini komputer dan mainframe diperkenalkan perusahaan, seperti IBM, ke dunia industri. Kemampuan menghitung sedemikian cepat menyebabkan banayak sekali perusahaanyang memanfaatkannya untuk keperluan pengolahan data (data processing).
Pemakaian komputer dimasa ini ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, karena terbukti untuk pekerjaan – pekerjaan tertentu, mempergunakan komputer jauh lebih efisien dibandingkan dengan mempekerjakan berpuluh – puluh SDM untuk hal serupa.
Pada era tersebut, kebanyakan perusahaan – perusahan besar yang bergerak di bidang infrastruktur (listrik dan telekomunikasi) dan pertambangan pada saat itu membeli komputer untuk membantu kegiatan administrasinya.
Era Teknologi Informasi
Diawal tahun 1970 – an, teknlogi PC (Personal Computer) mulai diperkenalkan sebagai alternatif pengganti Mini Computer. Kegunaan komputer diperusahaan tidak hanya untuk meningkatkan efisiensi, tetapi juga untuk mendukung terjadinya proses kerja yang lebih efektif.
Tidak seperti halnya pada era komputerisasi ketika komputer hanya menjadi “milik pribadi” divisi EDP (Elektronik Data Processing) perusahaan, di era kedua ini setiap individu di organisasi dapat memanfaatkan kecanggihan komputer, seperti untuk mengolah database, spreadsheet, maupun data processing (end user computing).
Era Sistem Informasi
Pada era ini yang lebih ditekankan adalah sistem informasi, karena komputer dan teknologi informasi merupakan komponen dari sistem informasi. Kunci keberhasilan perusahaan di era tahun 1980 – an adalah penciptaan dan penguasaan informasi secara tepat dan akurat.
Tidak dapat disangkal lagi bahwa kepuasan pelanggan terletak pada kualitas pelayanan. Disinilah peranan sistem informasi sebagai komponen utama dalam memberikan keunggulan kompetitif perusahaan.
Oleh karena itu, kunci kinerja perusahaan adalah pada proses yang terjadi baik dalam perusahaan (back office) maupun yang langsung berhubungan langsung dengan pelanggan (front office). Dengan memfokuskan diri pada penciptaan proses bisnis yang efisien, efektif dan terkontrol dengan baik, sebuah perusahaan akan memiliki kinerja yang andal.
Tidak heran di era tahun 1980 – an sampai dengan awal tahun 1990 – an terlihat banyak sekali perusahaan yang melakukan Business Process Reengineering (BPR), restrukturisasi, implementasi ISO – 9000, implementasi TQM, instalasi dan pemakaian sistem informasi korporat (SAP, Oracle, BAAN) dan sebagainya. Pendayagunaan teknologi informasi terlihat sangat mendominasi setiap program manajemen perubahan perusahaan.
Era Globalisasi Informasi
Fenomena yang terlihat sejak tahun 1980 – an, perkembangan di bidang teknologi informasi (komputer dan telekomunikasi) demikian pesat. Keberadaannya telah menghilangkan batas – batas antar negara dalam hal flow of information. Tidak ada Negara yang mampu membatasi aliran informasi dari atau keluar negara lain karena batasan antar negara tidak dikenal di dunia maya.
Penerapan teknologi seperti LAN, WAN, GlobalNet, Intranet, internet dan ekstranet semakin hari semakin merata dan membudaya di masyarakat. Perusahaan – perusahaan pun tidak lagi terikat pada batasan fisik . Melalui dunia maya, seseorang dapat mencari pelanggan di seluruh dunia yang terhubung dengan jaringan internet.
Secara garis besar ada empat era perkembangan sistem informasi, yang dimulai dari pertama kali ditemukannya komputer hingga saat ini.
Era Komputerisasi
Periode ini dimulai sekitar tahun 1960 – an ketika mini komputer dan mainframe diperkenalkan perusahaan, seperti IBM, ke dunia industri. Kemampuan menghitung sedemikian cepat menyebabkan banayak sekali perusahaanyang memanfaatkannya untuk keperluan pengolahan data (data processing).
Pemakaian komputer dimasa ini ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, karena terbukti untuk pekerjaan – pekerjaan tertentu, mempergunakan komputer jauh lebih efisien dibandingkan dengan mempekerjakan berpuluh – puluh SDM untuk hal serupa.
Pada era tersebut, kebanyakan perusahaan – perusahan besar yang bergerak di bidang infrastruktur (listrik dan telekomunikasi) dan pertambangan pada saat itu membeli komputer untuk membantu kegiatan administrasinya.
Era Teknologi Informasi
Diawal tahun 1970 – an, teknlogi PC (Personal Computer) mulai diperkenalkan sebagai alternatif pengganti Mini Computer. Kegunaan komputer diperusahaan tidak hanya untuk meningkatkan efisiensi, tetapi juga untuk mendukung terjadinya proses kerja yang lebih efektif.
Tidak seperti halnya pada era komputerisasi ketika komputer hanya menjadi “milik pribadi” divisi EDP (Elektronik Data Processing) perusahaan, di era kedua ini setiap individu di organisasi dapat memanfaatkan kecanggihan komputer, seperti untuk mengolah database, spreadsheet, maupun data processing (end user computing).
Era Sistem Informasi
Pada era ini yang lebih ditekankan adalah sistem informasi, karena komputer dan teknologi informasi merupakan komponen dari sistem informasi. Kunci keberhasilan perusahaan di era tahun 1980 – an adalah penciptaan dan penguasaan informasi secara tepat dan akurat.
Tidak dapat disangkal lagi bahwa kepuasan pelanggan terletak pada kualitas pelayanan. Disinilah peranan sistem informasi sebagai komponen utama dalam memberikan keunggulan kompetitif perusahaan.
Oleh karena itu, kunci kinerja perusahaan adalah pada proses yang terjadi baik dalam perusahaan (back office) maupun yang langsung berhubungan langsung dengan pelanggan (front office). Dengan memfokuskan diri pada penciptaan proses bisnis yang efisien, efektif dan terkontrol dengan baik, sebuah perusahaan akan memiliki kinerja yang andal.
Tidak heran di era tahun 1980 – an sampai dengan awal tahun 1990 – an terlihat banyak sekali perusahaan yang melakukan Business Process Reengineering (BPR), restrukturisasi, implementasi ISO – 9000, implementasi TQM, instalasi dan pemakaian sistem informasi korporat (SAP, Oracle, BAAN) dan sebagainya. Pendayagunaan teknologi informasi terlihat sangat mendominasi setiap program manajemen perubahan perusahaan.
Era Globalisasi Informasi
Fenomena yang terlihat sejak tahun 1980 – an, perkembangan di bidang teknologi informasi (komputer dan telekomunikasi) demikian pesat. Keberadaannya telah menghilangkan batas – batas antar negara dalam hal flow of information. Tidak ada Negara yang mampu membatasi aliran informasi dari atau keluar negara lain karena batasan antar negara tidak dikenal di dunia maya.
Penerapan teknologi seperti LAN, WAN, GlobalNet, Intranet, internet dan ekstranet semakin hari semakin merata dan membudaya di masyarakat. Perusahaan – perusahaan pun tidak lagi terikat pada batasan fisik . Melalui dunia maya, seseorang dapat mencari pelanggan di seluruh dunia yang terhubung dengan jaringan internet.
2. Jelaskan SPK sebagai bagian dari evolusi perkembangan sistem informasi
Pengertian
Pengertian sistem pendukung keputusan yang dikemukan
oleh Michael S Scott Morton dan Peter G W
Keen, dalam buku Sistem Informasi
Manajemen (McLeod, 1998) menyatakan bahwa sistem pendukung keputusan merupakan
sistem penghasil informasi yang ditujukan pada suatu masalah yang harus dibuat
oleh manajer.
Menurut Raymond McLeod, Jr mendefinisikan
sistempendukung keputusan merupakan suatu sistem informasi yang ditujukan untuk membantu manajemen dalam
memecahkan masalah yang dihadapinya
(McLeod, 1998).
Sistem Pendukung Keputusan
Definisi selengkapnya adalah sistem penghasil
informasi spesifik yang ditujukan
untuk memecahkan suatu masalah tertentu yang harus dipecahkan
oleh manajer pada berbagai tingkatan.
Definisi menurut Litlle mengemukakan bahwa sistem pendukung keputusan adalah suatu sistem
informasi berbasis komputer yang menghasilkan berbagai alternatif keputusan
untuk membantu manajemen dalam menangani
berbagai permasalahan yang terstruktur
ataupun tidak terstruktur dengan menggunakan data atau
model.
Tujuan Sistem Pendukung Keputusan
Tujuan Sistem Pendukung Keputusan yang dikemukakan
oleh Keen dan Scott dalam buku Sistem Informasi
Manajemen (McLeod, 1998) mempunyai tiga tujuan yang akan dicapai adalah :
·
Membantu manajer membuat keputusan untuk
memecahkan masalah semiterstruktur.
·
Mendukung penilaian manajer bukan
mencoba menggantikannya
·
Meningkatkan efektifitas pengambilan
keputusan manajer daripada efisiensinya.
Karakteristik Dan Kemampuan Sistem PendukungKeputusan
Pada gambar 1 ditunjukkan karakteristik dan
kemampuan sebuah sistem pendukung keputusan (Turban,
1998).
Gambar 1
Karakteristik dan Kemampuan DSS
Karakteristik dan kemampuan sebuah sistem pendukung
keputusan sebagai berikut :
1. Sistem
Pendukung Keputusan menyediakan dukungan untuk pengambil
keputusan utamanya pada keadaan-keadaan semistruktur dan tidak terstruktur
dengan menggabungkan penilaian
manusia dan informasi komputerisasi.
2.
Menyedikan dukungan untuk tingkat manajerial
mulai darieksekutif sampai manajer.
3. Menyedikan
dukungan untuk kelompok individu, problem-problem yang kurang terstruktur
memerlukan keterlibatan beberapa
individu dari departemen-departemen yang lain dalam
organisasi.
4. Sistem
pendukung keputusan menyediakan dukungan kepada
independen atau keputusan yang berlanjut.
5.
Sistem pendukung keputusan memberikan
dukungan kepada semua fase dalam proses pembuatan
keputusan inteligence, design, choice dan
impelementasi
6.
Sistem pendukung keputusan mendukung
banyak proses dan gaya pengambilan keputusan.
7.
Sistem pendukung keputusan adaptive terhadap
waktu, pembuat keputusan harus reaktif bisa
menghadapi perubahan-perubahan kondisi secara cepat
dan merubah sistem pendukung keputusan harus
fleksibel sehingga pengguna dapat menambah, menghapus, mengkombinasikan,
merubah dan mengatur kembali terhadap elemen-elemen dasar.
8.
Sistem pendukung keputusan mudah
digunakan. Pengguna merasa berada
dirumah saat bekerja dengan system, seperti user
friendly, fleksibelitas, kemampuan penggunaan
grafik yang tinggi dan bahasa untuk berinteraksi dengan mesin seperti menggunakan bahasa inggris maka
akan menaikan efektifitas dari sistem pendukung
keputusan.
9.
Sistem pendukung keputusan menaikkan efektifitas pembuatan
keputusan baik dalam hal ketepatan waktu dan kualitas
bukan pada biaya pembuatan keputusan atau biaya pemakaian
waktu komputer.
10. Pembuat
keputusan dapat mengontrol terhadap tahapan-tahapan pembuatan keputusan seperti
pada tahap intelegence, choice dan implementation
dan sistem pendukung keputusan diarahkan untuk mendukung pada pembuat
keputusan bukan menggantikan posisinya.
11. Memungkinkan
pengguna akhir dapat membangun sistem sendiri
yang sederhana. Sistem yang besar dapat dibangun dengan
bantuan dari spesialis sistem informasi.
12. Sistem pendukung
keputusan menggunakan model-model standar
atau buatan pengguna untuk menganalisa keadaan- keadaan
keputusan. Kemampuan modeling
memungkinkan bereksperimen
dengan strategi yang berbeda-beda dibawah konfigurasi
yang berbeda-beda pula.
13. Sistem
pendukung keputusan mendukung akses dari bermacam-macam
sumber data, format, dan tipe, jangkauan dari sistem informasi geografi pada
orientasi obyek.
Tahapan
Pengambilan Keputusan
Sistem pendukung
keputusan secara garis besar seorang pengambil keputusan
dalam melakukan pengambilan keputusan melewati beberapa
alur/ proses seperti ditunjukkan pada gambar 15.2 untuk mendapatkan
keputusan yang terbaik.
Gambar 2 Tahap pengambilan keputusan
Alur/ proses pemilihan alternatif tindakan/keputusan
biasanya terdiri dari langkah-langkah berikut:
1. Tahap Inteligence
Suatu tahap proses seseorang dalam rangka pengambil
keputusan untuk permasalahan yang dihadapi,
terdiri dari aktivitas penelusuran,
pendeteksian serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diuji
dalam rangka mengidentifikasi masalah.
2. Tahap Design
Tahap proses pengambil keputusan setelah tahap intellegence meliputi
proses untuk mengerti masalah, menurunkan solusi dan menguji kelayakan solusi.
Aktivitas yang biasanya dilakukan seperti
menemukan, mengembangkan dan menganalisa alternatif tindakan
yang dapat dilakukan.
3.
Tahap Choice
Pada tahap ini
dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif tindakan yang mungkin
dijalankan. Hasil pemilihan tersebut
kemudian diimplementasikan dalam proses pengambilan keputusan.
0 komentar:
Posting Komentar